image

Patah Tulang Panggul pada Lanjut Usia akibat Osteoporosis

Seiring bertambahnya usia, jumlah orang yang mengalami patah tulang panggul semakin meningkat. Patah tulang panggul pada orang dewasa lanjut usia (lansia) bukanlah sekadar patah tulang biasa. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa. Patah tulang panggul pada lansia bukanlah suatu kondisi yang selalu sulit untuk diatasi. Namun begitu patah tulang terjadi, hal ini akan membawa serta semua potensi komplikasi medis yang dapat timbul ketika seorang pasien lansia harus terbaring di tempat tidur berlama-lama. Komplikasi inilah yang dapat mengubah penyakit sederhana menjadi penyakit yang mengancam jiwa.

Patah tulang panggul pada anak-anak dan dewasa muda jauh berbeda. Informasi dalam leaflet ini difokuskan untuk patah tulang panggul pada lansia.

Panduan ini akan membantu Anda memahaminya ;

  1. Bagaimana patah tulang panggul terjadi
  2. Bagaimana dokter mendiagnosis masalahnya
  3. Pilihan pengobatan apa yang tersedia
  4. Pemulihan pasca operasi

 

Anatomi Panggul

Sendi panggul adalah sendi yang berbentuk bola dan soket. Soket panggul disebut acetabulum dan membentuk cangkir dalam yang mengelilingi bola tulang femur (paha) atas, atau kepala femur. Kepala femur bersambung dengan tulang femur melalui bagian tulang pendek yang disebut leher femur.  Area di bawah leher merupakan tonjolan yang disebut trochanter, tempat bagian perlekatan otot-otot bokong dan penggerak panggul.

Gambar 1. Aliran darah di dalam tulang pembentuk sendi panggul (sumber gambar google)

Semua suplai darah ke kepala femur (bagian panggul yang bulat) datang melalui leher tulang femur. Jika suplai darah ini rusak, akibat patah tulang maka tidak ada cadangannya. Salah satu masalah patah tulang panggul adalah kerusakan dapat terjadi pada pembuluh darah tersebut ketika panggul patah. Hal ini dapat menyebabkan tulang kepala femur benar-benar mati kerena terputusnya aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan salah satu komplikasi patah tulang panggul yang disebut avaskular nekrosis (AVN).

 

Penyebab patah panggul

Cedera jelas merupakan penyebab patah tulang panggul. Pada kelompok lansia, cedera dapat terjadi akibat kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke tanah.

Osteoporosis dapat melemahkan leher tulang femur hingga peningkatan stres dapat menyebabkan leher tulang femur patah secara tiba-tiba. Langkah yang tidak stabil atau terpeleset dapat mengakibatkan sendi panggul terpelintir sehingga memberikan terlalu banyak tekanan pada leher tulang femur. Leher tulang femur patah, dan pasien terjatuh ke tanah. Hal ini terjadi begitu cepat sehingga tidak jelas bagi pasien apakah terjatuh atau patah yang terjadi terlebih dahulu.

Gambar 2. Jatuh akibat hilangnya keseimbangan pada lansia merupakan penyebab tersering patah pada area panggul. (sumber gambar google)

 

Gejala patah panggul

Patah tulang panggul, seperti patah tulang lainnya, menyebabkan rasa sakit. Patah tulang membuat berdiri atau berjalan menjadi sangat sulit. Jika patah tulang panggul terjadi pada lansia yang tinggal sendirian, mungkin diperlukan waktu berjam-jam sebelum ada orang yang dapat menemukan pasiennya. Pasien terkadang tidak dapat mengangkat telepon untuk mengingatkan siapa pun. Ini adalah situasi pertama yang mengancam jiwa. Keadaan ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan  kondisi ini bisa berakibat fatal.

 

Diagnosis patah panggul

Diagnosis patah tulang panggul biasanya terjadi di ruang gawat darurat. Diagnosis dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penting bagi dokter untuk diberitahu mengenai masalah medis lain yang dialami pasien sehingga pengobatan patah tulang panggul dapat direncanakan. Sebagian besar informasi dari riwayat dan pemeriksaan fisik akan digunakan untuk mencoba mengevaluasi kondisi fisik pasien secara keseluruhan. Tes seperti rontgen dada, pemeriksaan darah, dan elektrokardiogram mungkin dilakukan untuk menilai kondisi pasien secara keseluruhan.

Sinar-X biasanya digunakan untuk menentukan apakah patah tulang panggul telah terjadi dan lokasi patahannya. Dokter bedah ortopedi akan menggunakan sinar-X untuk menentukan apakah prosedur pembedahan diperlukan dan untuk memutuskan jenis prosedur yang disarankan.

Dalam beberapa kasus, sinar-X mungkin tidak menunjukkan patah tulang. Jika panggul terus terasa sakit dan dokter mencurigai adanya patah tulang panggul, magnetic resonance imaging (MRI) atau CT Scan mungkin disarankan.

Tes ini dilakukan untuk memastikan tidak ada patah tulang sebelum pasien diperbolehkan meletakkan beban pada kakinya. Berjalan pada patah tulang panggul dapat menyebabkan kedua sisi patah tulang bergeser, atau menjauh. Patah tulang yang tidak mengalami pergeseran jauh lebih mudah diobati dibandingkan patah tulang yang mengalami pergeseran. Fraktur yang mengalami pergeseran pada area leher tulang femur juga meningkatkan risiko rusaknya suplai darah ke kepala tulang femur sehingga menyebabkan AVN

Gambar 3. MRI dapat mendeteksi patah tulang yang tidak terdeteksi oleh X Ray (sumber gambar: google)

 

Pengobatan Patah Panggul

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Perawatan patah tulang panggul segera dimulai dengan memastikan pasien dalam keadaan stabil secara medis. Setelah dokter yakin bahwa kondisi pasien stabil, keputusan mengenai pengobatan patah tulang dapat diambil.

 

Terapi Non Bedah

Jarang sekali patah tulang dianggap stabil, artinya patah tulang tidak akan bergeser jika pasien dibiarkan tidur atau duduk di kursi. Namun masalahnya adalah pasien harus terbaring di tempat tidur selama delapan hingga 12 minggu. Menidurkan orang dewasa yang lanjut usia di tempat tidur selama jangka waktu tersebut memiliki risiko jauh lebih besar untuk menimbulkan komplikasi serius dibandingkan operasi yang diperlukan untuk memperbaiki patah panggul. Inilah alasan utama mengapa pembedahan direkomendasikan untuk hampir semua pasien dengan patah tulang panggul.

 

Operasi

Hampir semua patah tulang panggul pada lansia ditangani dengan beberapa jenis operasi untuk memperbaiki tulang yang patah. Idealnya, pembedahan biasanya dilakukan dalam waktu 48 jam setelah jatuh.

Tujuan dari setiap prosedur pembedahan untuk menangani patah tulang panggul adalah untuk menjaga agar tulang yang patah tetap pada posisinya, sehingga pasien dapat bangun dari tempat tidur sesegera mungkin. Banyak metode telah ditemukan untuk mengobati berbagai jenis patah tulang. Kebanyakan patah tulang panggul diobati dengan salah satu dari tiga cara berikut: dengan sekrup logam, dengan nailing, atau mengganti kepala femur yang patah dengan implan buatan.

 

Sekrup Logam

Patah tulang yang terjadi melalui leher tulang femur, jika masih pada posisinya yang benar, mungkin hanya memerlukan dua atau tiga sekrup logam untuk menyatukan kedua bagian patah tersebut. Prosedur ini, yang disebut hip pinning, cukup sederhana dan memungkinkan pasien untuk mulai berjalan segera setelah operasi.

Gambar 4. Sekrup logam untuk fiksasi patah leher tulang femur tang tidak bergeser (sumber gambar: google)

 

Nailing

Sebagian patah tulang panggul, utamanya yang terjadi di area trochanter atau di bawah trochanter bisa dilakukan stabilisasi dengan teknik nailing, Teknik ini bisa dikerjakan secara minimal invasive, sayatan kecil, perdarahan minimal sehingga pasien bisa segera berjalan pasca operasi tanpa rasa nyeri yang bermakna.

 

Penggantian kepala femur

Patah tulang yang terjadi pada area leher tulang femur yang mengalami pergeseran, menyebabkan gangguan aliran darah ke kepala tulang femur, sehingga penggantian kepala femur dengan implant membuat pasien bisa segera berjalan tanpa risiko terjadinya AVN

Gambar 5. Panggul sisi kiri (L) adalah patah panggul area trochanter yang distabilisasi dengan nailing, sisi sebelahnya adalah patah leher femur yang dilakukan penggantian kepala tulang femur. Foto tersebut merupakan suatu contoh bahwa pemilihan implant untuk seorang pasien yang sama bisa berbeda tergantung dengan jenis dan lokasi patahan. Tidak semua patah area panggul perlu dilakukan penggantian sendi atau penggantian kepala tulang femur. (sumber gambar: google)

 

Gambar 6. Operasi stabilisasi panggul dengan teknik minimal invasive untuk memasukan nailing ke dalam tulang

 

Pemulihan Pasca Operasi

Kebanyakan pasien dapat bangun dari tempat tidur dan memulai terapi fisik sehari setelah operasi. Penting untuk mulai bergerak sesegera mungkin. Hal ini membantu mencegah komplikasi medis, seperti pembekuan darah, pneumonia, dan luka lecet akibat berbaring. Untuk pasien yang lebih tua, ini juga membantu mencegah disorientasi dan delirium.

Pergerakan dan rehabilitasi sesegera mungkin telah terbukti meningkatkan hasil jangka panjang dari operasi panggul.

Selama pemulihan, pasien akan dibantu oleh fisioterapis untuk bangkit dari tempat tidur dan berjalan dengan bantuan walker.  Pasien memerlukan waktu beberapa minggu untuk berlatih berjalan dan berkegiatan dalam aktivitas sehari hari setelah operasi panggul.

 

Apakah perlu menunda operasi pada pasien yang meminum pengencer darah ?

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pasien yang meminum obat pengencer darah seperti golongan aspirin atau clopidogrel tidak perlu melakukan penundaan tindakan operasi. Hal ini sejalan dengan pengalaman kami di RS Santo Borromeus bahwa obat-obat pengencer darah yang sedang dikonsumsi oleh pasien tidak meningkatkan risiko perdarahan saat dan setelah operasi.

 

Komplikasi yang bisa timbul setelah operasi

Beberapa komplikasi dapat terjadi akibat pembedahan, seperti diantaranya :

  • Komplikasi terkait pembiusan
  • Radang paru (pneumonia)
  • Infeksi luka operasi
  • Tromboflebitis atau terjadinya gumpalan darah dalam pembuluh darah
  • Kebingungan atau disorientasi pasca operasi
  • Komplikasi terkait implant : seperti dislokasi, implant patah
  • Perbedaan panjang tungkai
  • Tulang tidak menyambung sesuai harapan

Membangunkan pasien dari tempat tidur dan segera bergerak dapat mengurangi risiko terjadinya semua komplikasi ini.

 

Artikel oleh : dr. Andre Yanuar, SpOT(K)PL, M.Med.